Laman

Selasa, 28 Februari 2012

Praktikum Proses Plasmolisis dan Deplamolisis

TUJUAN
Untuk mengetahui proses terjadinya plasmolisis pada sel tumbuh-tumbuhan serta cara memahami penyebab terjadinya

ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
  • Mikroskop cahaya.
  • Kaca benda dan penutup.
  • Silet.
  • Penunjuk waktu (stop watch).
  • Kertas saring.

Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
  • Daun Rhoe discolor.
  • Aquades.
  • Larutan sukrosa 0,20 M.

CARA KERJA
Plasmolisis
Menyayat permukaan bagian bawah (bagian yang berwarna unggu merah ) daun Rhoe discolor.
Melarutkan sukrosa dalam cawan petri, merendam sayatan daun Rhoe discolor kedalam sukrosa selama ± 5 menit.
Mengambil sayatan, meletakkan pada kaca benda dan tutup dengan kaca penutup, kemudian mengamati di bawah mikroskop.
Mencatat semua perubahan yang terjadi terutama pada waktu terjadinya plasmolisis.

Deplasmolisis
Menyayat permukaan bagian bawah (bagian yang berwarna unggu merah ) daun Rhoe discolor. Meletakkan sayatan tersebut pada kaca benda yang telah ditetesi aquades dan menutup dengan kaca penutup secara hati-hati dan mengamatinya di bawah mikroskop

ANALISIS DATA
Plasmolisis
Pada pengamatan proses plasmolisis, daun Rhoe discolor yang ditetesi larutan sukrosa 0,20 M setelah didiamkan selama kurang lebih 5 menit menghasilkan bentuk yang berbeda dari bentuk asal sel daun Rhoe discolor.
Bentuk sel daun Rhoe discolor agak tidak beraturan karena sitoplasmanya mengkerut dan membran sel terlepas dari dinding sel.
Larutan sukrosa 0,20 M lebih pekat bersifat hipertonis (potensial air tinggi) sehingga air didalam sel berdifusi keluar sehingga menyebabkan terjadinya plasmolosis.
Deplasmolisis
Dari hasil pengamatan sayatan daun Rhoe discolor yang ditetesi kembali dengan aquades bentuknya kebentuk asal sel daun Rhoe discolor.
Bentuk sel daun Rhoe discolor lebih beraturan, sitoplasma mengembang dan membran.
Aquades merupakan larutan yang hipotonik yaitu larutan yang lebih encer dari larutan sel. Sehingga air akan masuk kedalam sel dan sitoplasma mengembang (deplasmolisis).

KESIMPULAN
Plasmolisis adalah peristiwa terlepasnya membran sel dari dinding sel dan pengkerutan sitoplasma karena air didalam sel berdifusi keluar yang disebabkan suatu sel diletakkan dalam larutan yang hipertonis terhadap cairan dalam sel.
Deplamolisis adalah peristiwa kembalinya keadaan sel kekeadaan semula yang terjadi karena medium larutan yang mulanya hipertonik digantikan medium yang hipotonik.
Proses plasmolisis dan deplamolisis bergabung pada lingkungan luarnya apakah hipertonik atau hipotonik.

Praktikum Proses Krenasi dan Hemolisis Sel Darah


TUJUAN
Untuk mengetahui dan memahami mekanisme terjadinya krenasi dan hemolisis sel darah manusia serta memahami penyebabnya.

ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
  • Mikroskop cahaya
  • Kaca benda dan penutup
  • Blood Lanset
  • Pipet tetes
Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
  • Darah
  • Larutan NaCl 0,3 M ; HCl 0,1 M
  • Alkohol 70 %
  • Kapas

CARA KERJA
  • Mengambil darah dari jari manis dengan lanset atau jarum Franke, meneteskan pada 2 buah kaca benda masing-masing 1 tetes.
  • Menambahkan 2 tetes larutan NaCl 0,3 M pada kaca benda pertama untuk mengamati krenasi
  • Menambahkan 2 tetes larutan HCl 0,1 M pada kaca benda kedua untuk mengamati terjadinya hemolisis
  • Menutup masing-masing kaca benda dengan kaca penutup, kemudian mengamati dibawah mikroskop
  • Menggambar beberapa sel darah merah hasil pengamatan dan memberikan keterangan

ANALSIS DATA
Krenasi
Dari hasil pengamatan proses krenasi sel darah 1 tetes sel darah yang ditambah dengan larutan NaCl 0,3 M setelah diamati di bawah mikroskop cahaya terlihat seperti gumpalan berwarna merah tua namun ada sedikit bintik-bintik berwarna merah tua disekitarnya.
Larutan NaCl 0,3 M merupakan larutan yang hipertonis sel darah merah akan mengkerut apabila berada didalam cairan hipertonis. Pengkerutan sel darah merah inilah yang dinamakan krenasi (crenation).

Hemolisis
Dari hasil pengamatan proses hemolisis sel darah yang sudah ditetesi dengan HCl 0,1 M setelah diamati dengan mikroskop terlihat sangat jelas, warnanya teramg (merah) dengan gumpalan-gumpalan atau gelembung-gelembung yang berwarna merah.
Bila sel darah merah berada di dalam larutan hipotonis (HCl 0,1 M) maka sel akan pecah dan hemoglobin yang berwarna merah akan keluar yang dinamakan hemolisis.

KESIMPULAN
Krenasi adalah proses pengkerutan sel darah merah apabila benda dalam larutan hipertonik.
Hemolisis adalah proses pecahnya sel darah merah dan hemoglobin yang berwarna merah keluar sel karena berada dalam larutan hipotonik
Proses krenasi dan hemolisis yang sangat bergantung pada lingkungan luarnya apakah hipertonik atau hipotonik.

Sabtu, 25 Februari 2012

DUNIA TUMBUHAN devisi Bryophyta



Kingdom Plantae (dunia tumbuhan) tersusun atas sel eukariotik, multiselular dan bersifat autotrof.
Dunia tumbuhan digolongkan menjadi 3 divisi yaitu :

                -   Bryophyta (tumb lumut)
                -   Pteridophyta (tumb paku)
                -   Spermatophyta (tumb biji)


BRYOPHYTA
Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut :
·         Berakar Rhizoid
·         Reproduksi metagenesis dari fase gametofit ke fase sporofit
·         Berwarna hijau (berklorofil)
·         Daun dilapisi kutikula
·         Dibedakan atas :
a. lumut berumah satu (monosis)
b. lumut berumah dua (diesis)
·         Habitat : tempat lembab dan teduh

Reproduksi Tumbuhan Lumut:
                Terjadi secara Metagenesis (pergiliran keturunan secara teratur dari generasi gametofit ke generasi sporofit). Generasi sporofit menghasilkan Spora dan generasi gametofit menghasilkan Gamet.



Klasifikasi Tumbuhan Lumut:
                dibagi menjadi 3 kelas yaitu :
                1.  Hepaticopsida (lumut hati)
                2.  Anthoceratopsida (lumut tanduk)
                3.  Bryopsida (lumut daun)

Hepaticopsida (lumut hati)
Tubuh berupa lembaran (talus) yang terbagi atas beberapa lobus, bentuknya seperti lobus pada hati hewan. Contoh lumut hati : Riccia nutans, Marchantia, dan Lunularia. Pembiakan secara seksual dan aseksual. Di dalam sporangia, beberapa lumut hati mempunyai sel berbentuk kumparan, disebut elatera, yang muncul dari kapsul. Elatera ini akan terlepas ketika kapsul terbuka, sehingga spora akan terpancar keluar dari kapsul. Selain itu, lumut hati juga dapat berkembangbiak secara aseksual (vegetatif). 
Sel yang berperan adalah berkas-berkas sel kecil (kumpulan lumut kecil) yang disebut dengan gemma. Oleh tetesan air hujan, gamme ini dapat terpelanting keluar dari talus yang ada pada permukaan gametofi t. Akibatnya, jika gemma jatuh di tempat yang cocok, gemma tersebut akan membentuk individu baru.

Antoceratopsida (lumut tanduk)
Lumut tanduk mempunyai kemiripan dengan lumut hati, yakni pada gametofi tnya. Bedanya, lumut tanduk memiliki sporofit yang berupa kapsul yang memanjang dan tumbuh seperti tanduk dari hamparan gametofit. Contoh lumut tanduk adalah Anthoceros laevis dan Notothylus indica.

Bryopsida (lumut daun)
Lumut daun merupakan tumbuhan lumut yang paling terkenal. Contoh lumut daun adalah Polytrichum sp (merupakan lumut berumah satu), Sphagnum sp. (lumut gambut), Bryum sp. (hidup di tembok atau batuan yang lembab), danTubuh lumut daun bisa dibedakan menjadi rizoid (deretan sel yang memanjang), batang, dan daun. Ciri khas yaitu, spora akan terus tumbuh selama masa gametofit hidup).

 Peranan Tumbuhan Lumut :
Merupakan komponen pembentuk tanah gambut, pengganti kapas dan bahan bakar. Lumut hati sebagai bioindikator daerah lembab dan obat heparitis. Bersama alga membentuk kerak yang menjadi tumbuhan pioner bagi tempat yang gersang. Bantalan lumut berfungsi menjaga stabilitas air dengan menyerap air hujan dan salju yang mencair


Bagi siswa yang ingin download File Power Point materi di atas, silahkan klik DI SINI.

Selasa, 07 Februari 2012

PRAKTIKUM PERNAPASAN TUMBUHAN (AEROB)


Di samping berfotosintesis, tumbuhan juga melakukan respirasi. Tujuan utama dari proses rsepirasi adalah untuk memperoleh energi yang akan digunakan untuk melakukan aktivitas. Proses respirasi dapat terjadi dengan atau tanpa oksigen. Respirasi yang memerlukan oksigen disebut respirasi aerob, sedangkan yang tidak memerlukan oksigen disebut respirasi anaerob.
Oksigen yang diperlukan dalam respirasi ini, digunakan untuk membakar glukosa yang dihasilkan dalam proses fotosintesis.

Alat dan Bahan
  1. 2 (dua) buah respirometer sederhana
  2. Kapas yang dibasahi larutan KOH/NaOH atau KOH krista
  3. Kain kasa
  4. Pipet
  5. Larutan berwarna/tinta
  6. Kecambah kacang hijau
  7. Vaselin/plastisin


Cara Kerja
  • Respirometer (1) berisi kapas yang dibasahi dengan larutan KOH dan kecambah (beberapa gram, sesuaikan dengan volume respirometer).
  • Respirometer (2) berisi kapas yang dibasahi dengan larutan KOH tanpa kecambah.
  • Olesi sambungan respirometer dengan vaselin/plastisin
  • Teteskan larutan berwarna atau tinta dengan menggunakan pipet pada ujung pipa kapiler.
  • Amati perubahan pada respirometer (1) dan (2).
  • Apabila KOH yang digunakan berbentuk kristal maka pada respirometer (1) antara KOH dengan kecambahh dibatasi sedikit kapas.



Hasil Pengamatan
Waktu
Gerakan Cairan Berwarna
Respirometer (1)
Respirometer (2)









Banyaknya kecambah : ............................... gram

Pembahasan Hasil Praktikum







Pertanyaan :
  1. Jelaskan fungsi respirometer (1) dan (2) dalam percobaan ini!
  2. Apa fungsi KOH dalam percobaan ini?
  3. Apakah banyaknya kecambah di dalam botol respirometer mempengaruhi gerak larutan berwarna pada pipa kapiler? Mengapa?
  4. Respirasi kecambah disebut respirasi aerob. Mengapa dikatakan demikian?
  5. Tuliskan reaksinya!