Laman

Rabu, 30 November 2011

Tulang dan Osifikasi



Tulang

Berdasarkan bentuknya tulang dibedakan menjadi 3, yaitu :
  1. Tulang pipa, bentuknya seperti pipa memanjang dan bagian tengahnya berongga. Contohnya tulang paha, lengan, tungkai dan ruas tulang jari.
  2. Tulang pendek, bentuknya bulat pendek,sering disebut tulang ruas. Contohnya tulang pergelngan tangan, pergelangan kaki, telapak tangan, telapak kaki dan ruas tulang belakang.
  3. Tulang pipih, bentuknya pipih dan terdiri atas lempengan tulang. Contohnya tulang rusuk, tulang dada, tulang belikat,tulang dahi dan tulang panggul.

Berdasarkan zat penyusunnya, tulang dibedakan menjadi dua yaitu tulang rawan dan tulang keras.
1.      Tulang Rawan ( Kartilago )
Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan yang disebut kondrosit, yang menghasilkan matriks berupa kondrin. Ruang antar sel tulang rawan terisi bnyak serat, tetapi sedikit mengandung zat kapur. Tulang rawan bersifat lentur. Ada 3 tipe tulang rawan :
-          Tulang rawan hialin, matriksnya banyak mengndung serabut elastic daripada kolagen. Terdapat pada hidung, ujung tulang rusuk, trakea dn laring
-          Tulang rawan elastic, mtriksnya banyak mengandung serat elastic. Terdapat pada daun telinga
-          Tulang rawan fibrosa, matriksnya banyak mengandung serabut kolagen. Terdapat pada antar ruas tulang belakangdan cakram sendi lutut.

2.      Tulang Keras ( Osteon )
Tulang keras dibentuk oleh osteoblas. Osteoblas menghasilkan sel-sel tulang keras yang disebut osteosit. Berdasrkan strukturnya tulang keras dibedakan menjadi dua yaitu:
-          Tulang kompakta, memilik struktur yang padat, gabungan masa pipa-pipa yang berlubang dibagian tengahnya (system havers). Dibagian tengah tulang system havers berisi pembuluh darah dan saraf. Bagian tengah tulang kompkta terdapat sumsum tulang.
-          Tulang spons, memiliki struktur berongga-rongga, lebih ringan dari tulang kompakta tapi sangat kuat, tidak memiliki system havers.

Osifikasi Tulang

Pembentukan rangka manusia mulai dibentuk pada akhir bulan ke dua fase embrio dan masih berbentuk tulang rawan yang dihasilkan oleh sel-sel mesenkim. Setelah tulang rawan terbentuk, rongga yang ada di dalamnya akan terisi oleh osteoblas. Osteoblas menempati jaringan pengikat dan membentuk saluran havers. Pembuluh darah dari saluran havers bercabang-cabang menuju ke matriks tulang mengangkut fosfor dan kalsium. Adanya senyawa fosfor dan kalsium menyebabkan matriks tulang menjadi keras. Jika matriks tulang tersusn padat dan rapat, maka akan terbentuk tulang kompakta. Jika matriks tulang tersusun berongga-rongga, maka akan terbentuk tulang spons.

Sistem Transportsi Pada Cacing Tanah dan Serangga



Sistem Transportsi  Cacing Tanah
Darah pada cacing tanah beredar di dalam pembuluh, oleh sebab itu disebut sebagai peredaran darah tertutup. Darah pada cacing tanah terdiri atas plasma dan butir-butir darah. Plasma darah mengandung hemoglobin sehingga mampu mengikat oksigen. 

Nama alat dan struktur alat transportasi pada cacing tanah terdiri atas:
a.       Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran darah terdiri atas:
·         Pembuluh darah punggung (dorsal), pembuluh darah yang melintang pada bagian punggung (dorsal) cacing tanah.
·         Pembuluh darah perut (ventral), pembuluh darah yang melintang pada bagian perut (ventral) cacing tanah
b.      Pembuluh kapiler, yang berupa saluran yang menghubungkan pembuluh punggung dengan pembuluh perut. Berfungsi sebagai saluran darah.
c.       Lengkung aorta, yang berfungsi sebagai jantung, sejenis saluran yang berdinding tebal, lebar dan berdenyut.

Cacing tanah menyerap oksigen melalui seluruh permukaan tubuhnya secara difusi. Oksigen tersebut akan masuk ke dalam pembuluh darah kapiler. Selanjutnya oksigen akan diangkut oleh darah melalui pembuluh darah punggung kemudian masuk ke pembuluh darah di usus yang kaya zat-zat makanan. Selanjutnya darah dari pembuluh darah punggung akan menuju ke lengkung aorta. Lengkung aorta berdenyut dan berfungsi sebagai jantung.
Dari lengkung aorta, darah mengalir ke tubuh bagian depan dan bagian belakang melalui pembuluh perut. Dari pembuluh perut, darah melalui kapiler kemudian masuk kembali kepembuluh punggung dan kemudian kembali lagi ke lengkung aorta, demikian seterusnya.

Sistem Transportasi Serangga
Sistem peredaran darah pada serangga merupakan sistem peredaran darah terbuka, karena darah beredar tanpa melalui pembuluh darah.

Nama dan struktur alat-alat transportasi pada belalang antara lain:
a.       Jantung pembuluh, berupa gelembung-gelembung memanjang di daerah punggung dan berfungsi sebagai jantung.
b.      Aorta, saluran di muara jantung pembuluh, berfungsi sebagai saluran darah
c.       Ostium (lubang halus), pori-pori kecil dan berdenyut pada jantung pembuluh dan berfungsi menyalurkan darah dari seluruh jaringan tubuh kembali ke jantung pembuluh.

Sistem peredarah darah pada serangga, misalnya pada belalang. Sistem transportasi pada belalang terdiri atas pembuluh beruas-ruas yang menyerupai gelembung-gelembung memanjang di daerah punggung, di atas saluran pencernaan. Bagian belakang pembuluh tersebut tertutup dan bagian depannya terbuka. Pembuluh ini berfungsi sebagai jantung dan disebut sebagai jantung pembuluh.
Pada saat jantung pembuluh berdenyut, darah keluar dari jantung pembuluh dan mengalir ke bagian depan aorta. Dari aorta ke jaringan tubuh dan beredar bebas di dalam rongga-rongga tubuh (hemosoel) tanpa melalui pembuluh darah. Dari seluruh tubuh, darah masuk kembali ke jantung pembuluh melalui ostium. Darah pada serangga tidak mengandung hemoglobin sehingga hanya berfungsi menggangkut sari makanan. Plasma darah pda serangga berwarna jernih dikarenakan mengandung sel-sel darah yang tidak berwarna, dan bekerja sebagai fagosit untuk membinasakan organisme asing.
Oksigen pada belalang di edarkan oleh sistem trakea. Oksigen masuk melalui stigma. Stigma berbentuk lubang sepasang dan terdapat pada setiap ruas tubuhnya. Kemudian dari stigma, oksigen masuk ke dalam trakea dan kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.

Penggolongan dan Pembekuan Darah



Sistem ABO
Salah satu penggolongan darah adalah sistem A,B,O. Sistem ini dikemukanan oleh Karl Landsteiner (1901). Penggolongan darah ini didasarkan pada ada tidaknya aglutinogen (antigen) tertentu di dalam sel darah merahnya.
Aglutinogen adalah protein darah yan terdapat dalam eritrositdan berfungsi sebagai antigen, sedangkan Aglutinin merupakan protein darah yang terdapat dalam plasma darah sebagai anti bodi. Ada dua macam aglutinin, yaitu: aglutinin α (zat anti A) , dan aglitinin β (zat anti B). Jika aglutinogen A bertemu dengan aglutinin α (zat anti A) maka akan terjadi penggumpalan (aglutinasi), dan demikian juga halnya pada aglutinin β.
Menurut sistem A, B, O penggolongan darah manusia dibedakan atas empat macam yang didasari oleh ada tidaknya senyawa aglutinogen dan aglutinin, yaitu :
·         Golongan darah A,
apabila di dalam sel darah merahnya terdapat aglutinogen A (antigen A) yang dikendalikan oleh gen IA. Dan plasma darahnya mengandung aglutinin β (zat anti B).
·         Golongan darah B,
apabila di dalam sel darah merahnya terdapat aglutinogen B (antigen B) yang dikendalikan oleh gen IB. Dan plasma darahnya mengandung aglutinin α (zat anti A).
·         Golongan darah A B,
apabila di dalam sel darah merahnya terdapat aglutinogen A dan B (antigen A dan B) yang masing-masing dikendalikan oleh gen IA dan IB. Dan plasma darahnya tidak mengandung  aglutinin α (zat anti A)maupun aglutinin β (zat anti B).
·         Golongan darah O,
apabila di dalam sel darah merahnya tidak terdapat aglutinogen A dan B (antigen A dan B). keadaan ini timbul karena dikendalikan oleh gen IO yang bersifat sensitif, baik terhadap gen IA maupun IB. Dan plasma darahnya mengandung aglutinin α (zat anti A)dan aglutinin β (zat anti B).

Golongan darah ABO diperiksa dengan mengambil darah kapiler sebanyak 2 tetes yang diletakkan pada kaca objek terpisah. Tetes yang pertama ditambah 1 tetes serum yang mengandung anti-A, dan tetes kedua ditambah 1 tetes serum anti-B. Tambahkan larutan NaCl 0.9% secukupnya, kemudian lakukan pengenceran. Yang dilihat adalah reaksi aglutinasi (penggumpalan berbentuk bintik-bintik merah gelap atau merah kehitaman), yang terjadi antara aglutinin dan aglutinogen yang sesuai. Sama halnya dengan uji Rh. Serum yang ditambahkan mengandung anti-D (anti-Rh), sehingga jika tampak hasil aglutinasi berarti Rh positif, demikian sebaliknya.

Sistem Rh
Sistem rhesus ini ditemukan melalui penyuntikan sel-sel darah merah kera Macacca rhesus kepada marmot (guinea-pig) untuk mendapatkan anti serum. Anti serum yang didapat ternyata bereaksi dengan sel-sel darah merah. , antigen-Rh yang ditemukan dalam darah kera Macaca rhesus oleh Landsteiner dan Wiener pada tahun 1940 itu juga ditemukan dalam darah manusia.
Berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh, maka golongan darah manusia dibedakan atas dua kelompok, yaitu :

1.                  Orang Rh-positif (Rh+), berarti darahnya memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan dengan reaksi positif atau terjadi penggumpalan eritrosit pada waktu dilakukan tes dengan anti-Rh (antibodi Rh).
2.                  Orang Rh-negatif (Rh-), berarti darahnya tidak memiliki antigen-Rh yang  ditunjukkan dengan reaksi negatif atau tidak terjadi penggumpalan saat dilakukan tes dengan anti-Rh (antibodi Rh).

Menurut Landsteiner golongan darah Rh ini termasuk keturunan (herediter) yang diatur oleh satu gen yang terdiri dari 2 alel, yaitu Rh dan rh. Rh dominan terhadap rh sehingga terbentuknya antigen-Rh ditentukan oleh gen dominan Rh. Orang bergolongan darah Rh+ jika mempunyai genotip RhRh atau Rhrh, sedangkan orang Rh- mempunyai genotip rhrh..

Pembekuan Darah

Saat terjadinya luka, maka bagian permukaan di bawah endohtel (matrix yang mengandung kollagen) terbuka dan Trombosit mempunyai reseptornya. Maka dia akan datang ke tersebut, dan akan melakukan kontraksi secara reflek agar tidak banyak darah yang mengalir keluar.
Dengan cara merubah dirinya dari bulat menjadi bentuk bintang dan menempel bagian yang bocor. hanya dalam hitungan detik saat terluka.Trombosit kemudian mengeluarkan isi granulanya dan membentuk protrombin, dengan bantuan enzim tromboplastin (trombokinase),  ion Ca2+ , dan vitamin K, protrombin kemudian membentuk trombin. Dengan bantuan trombin inilah baru kemudian bisa dihasilkan fibrinogen yang nantinya akan menjadi benang-benang fibrin dan menutupi bagian yang terbuka dan akhirnya menyebabkan darah membeku.

Minggu, 20 November 2011

JAMUR ASCOMYCOTINA



Pernahkah kalian makan tapai singkong atau tapai ketan? Apa rasanya? Tapai adalah salah satu jenis makanan yang dalam pembuatannya melibatkan jamur. Jamur yang digunakan dalam pembuatan tapai ini termasuk dalam golongan Ascomycotina.
Ciri-ciri Ascomycotina :
a.       Struktur tubuhnya ada yang bersel satu (misalnya Saccharomyces), bersel banyak yang membentuk meselium soenositik (misalnya Penicillium), dan bersel banyak yang membentuk badan buah atau lumut kerak (misalnya Nectria)
b.      Hifa bersekat dan memiliki banyak inti
c.       Cara hidupnya ada yang saprofit pada bahan sampah dan makanan, misalnya Neurospora crassa. Sebagian ada yang bersifat sebagai parasit pada berbagai tanaman, misalnya Meliala mangifera.
d.      Sporanya tidak berflagel dan dibentuk di dalam askus. Pembentukan sporanya melalui peristiwa berikut:
-          Kopulasi, yaitu bertemunya gametangium jantan (anteridium) dan gametangium betina (askogonium).
-          Plasmogami, yaitu bersatunya plasma kedua gametangium.
-          Kariogami, yaitu persatuan dua inti yang berasal dari dua gametangium dan menghasilkan Zigot.
-          Pembelahan reduksi dari zigot, dilanjutkan pembentukan askospora secara endogen.
e.       Perkembangbiakan generatifnya dengan askus

Reproduksi dan daur hidup Ascomycotina
a.      Perkembangbiakan Aseksual (Vegetatif)
-          Pada jamur bersel  banyak berlangsung dengan membentuk Konida atau Konidiospora yang merupakan spora vegetatif. Konidia terbentuk pada ujung hifa yang tegak, bersekat dan berjumlah empat butir, misalnya Fusarium. Pada beberapa Fusarium ada juga yang membentuk tak beraturan.
-          Pada jamur bersel satu berlangsung dengan cara membentuk Tunas (blastospora). Pada waktu masih muda, tunas menempel pada sel induk dan setelah dewasa, tunas melepaskan diri dari sel induk, misalnya Saccharomyces.

b.      Perkembangbiakan Seksual (Generatif)
-          Pada jamur bersel satu (misalnya Saccharomyces) berlangsung dengan cara Konjugasi dan menghasilkan zigot diploid (2n). Zigot kemudian tumbuh menjadi askus (berbentuk kantong panjang berisi askospora). Di dalam askus terjadi pembelahan meiosis yang menghasilkan empat sel askospora haploid (n) yang merupakan spora generatif.
-          Pada jamur bersel banyak konidiospora/askospora tumbuh menjadi benang hifa. Hifa bercabang membentuk miselium dan ujung miselium yang vegetatif berubah fungsi membentuk askogonium (oogonium) dan ujung lain dari miselium membentuk anteridium. Askogonium membentuk tonjolan (trikogen) yang menghubungkan askogonium dan anteridium. Plasma dan inti anteridium berpindah ke askogonium. Inti-inti askogonium berpasangan dengan inti-inti anteridium. Askogonium yang memiliki pasangan inti membelah secara mitosis membentuk hifa dikarion yang diploid (2n). Hifa dikarion memanjang dan membelah menjadi miselium yang akan membentuk badan buah. Ujung-ujung hifa dikarion membentuk askus, dua inti pada bakal askus membentuk inti diploid (2n) dan membelah secara meiosis) menghasilkan 8 spora askus (askospora) yang haploid (n).

Peranan Ascomycotina dalam kehidupan
Beberapa peranan jamur golongan Ascomycotina bagi kehidupan antara lain:

-          Saccharomyces cerevisiae, mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dalam proses fermentasi sehingga banyak digunakan sebagai pengembang roti dan kue.
reaksi :   C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + energi
(glukosa)           (alkohol)
-          Saccahromyces ellipsoides, untuk fermentasi cairan buah anggur menjadi minuman anggur.
-          Saccharomyces tuac, untuk mengubah air nira menjadi tuak
-          Apergillus niger, untuk menjernihkan sari buah dan penyebab otomycosis.
-          Aspergillus oryzae, untuk melunakan adonan roti.
-          Aspergillus wentii, untuk pembuatan kecap, tauco, sake, asam nirat dan asam oksalat.
-          Aspergillus flavus, penghasil racun olfatocsin.
-          Penicillium notatum → penghasil zat aantibiotik
-          Penicillium chrysogenum  → penghasil zat antibiotik
-          Penicillium glaucum, hidup pada sisa oti dan nasi
-          Neurospora (Monilia sitophila), untuk pembuatan oncom
-          Trichoderma, penghasil enzim selulosa dalam jumlah yang cukup besar dan berfungsi untuk mencerna selulosa.  

Pernahkah kalian makan tapai singkong atau tapai ketan? Apa rasanya? Tapai adalah salah satu jenis makanan yang dalam pembuatannya melibatkan jamur. Jamur yang digunakan dalam pembuatan tapai ini termasuk dalam golongan Ascomycotina.
Ciri-ciri Ascomycotina :
a.       Struktur tubuhnya ada yang bersel satu (misalnya Saccharomyces), bersel banyak yang membentuk meselium soenositik (misalnya Penicillium), dan bersel banyak yang membentuk badan buah atau lumut kerak (misalnya Nectria)
b.      Hifa bersekat dan memiliki banyak inti
c.       Cara hidupnya ada yang saprofit pada bahan sampah dan makanan, misalnya Neurospora crassa. Sebagian ada yang bersifat sebagai parasit pada berbagai tanaman, misalnya Meliala mangifera.
d.      Sporanya tidak berflagel dan dibentuk di dalam askus. Pembentukan sporanya melalui peristiwa berikut:
-          Kopulasi, yaitu bertemunya gametangium jantan (anteridium) dan gametangium betina (askogonium).
-          Plasmogami, yaitu bersatunya plasma kedua gametangium.
-          Kariogami, yaitu persatuan dua inti yang berasal dari dua gametangium dan menghasilkan Zigot.
-          Pembelahan reduksi dari zigot, dilanjutkan pembentukan askospora secara endogen.
e.       Perkembangbiakan generatifnya dengan askus

Reproduksi dan daur hidup Ascomycotina
a.      Perkembangbiakan Aseksual (Vegetatif)
-          Pada jamur bersel  banyak berlangsung dengan membentuk Konida atau Konidiospora yang merupakan spora vegetatif. Konidia terbentuk pada ujung hifa yang tegak, bersekat dan berjumlah empat butir, misalnya Fusarium. Pada beberapa Fusarium ada juga yang membentuk tak beraturan.
-          Pada jamur bersel satu berlangsung dengan cara membentuk Tunas (blastospora). Pada waktu masih muda, tunas menempel pada sel induk dan setelah dewasa, tunas melepaskan diri dari sel induk, misalnya Saccharomyces.

b.      Perkembangbiakan Seksual (Generatif)
-          Pada jamur bersel satu (misalnya Saccharomyces) berlangsung dengan cara Konjugasi dan menghasilkan zigot diploid (2n). Zigot kemudian tumbuh menjadi askus (berbentuk kantong panjang berisi askospora). Di dalam askus terjadi pembelahan meiosis yang menghasilkan empat sel askospora haploid (n) yang merupakan spora generatif.
-          Pada jamur bersel banyak konidiospora/askospora tumbuh menjadi benang hifa. Hifa bercabang membentuk miselium dan ujung miselium yang vegetatif berubah fungsi membentuk askogonium (oogonium) dan ujung lain dari miselium membentuk anteridium. Askogonium membentuk tonjolan (trikogen) yang menghubungkan askogonium dan anteridium. Plasma dan inti anteridium berpindah ke askogonium. Inti-inti askogonium berpasangan dengan inti-inti anteridium. Askogonium yang memiliki pasangan inti membelah secara mitosis membentuk hifa dikarion yang diploid (2n). Hifa dikarion memanjang dan membelah menjadi miselium yang akan membentuk badan buah. Ujung-ujung hifa dikarion membentuk askus, dua inti pada bakal askus membentuk inti diploid (2n) dan membelah secara meiosis) menghasilkan 8 spora askus (askospora) yang haploid (n).

Peranan Ascomycotina dalam kehidupan
Beberapa peranan jamur golongan Ascomycotina bagi kehidupan antara lain:

-          Saccharomyces cerevisiae, mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dalam proses fermentasi sehingga banyak digunakan sebagai pengembang roti dan kue.
reaksi :   C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + energi
(glukosa)           (alkohol)
-          Saccahromyces ellipsoides, untuk fermentasi cairan buah anggur menjadi minuman anggur.
-          Saccharomyces tuac, untuk mengubah air nira menjadi tuak
-          Apergillus niger, untuk menjernihkan sari buah dan penyebab otomycosis.
-          Aspergillus oryzae, untuk melunakan adonan roti.
-          Aspergillus wentii, untuk pembuatan kecap, tauco, sake, asam nirat dan asam oksalat.
-          Aspergillus flavus, penghasil racun olfatocsin.
-          Penicillium notatum → penghasil zat aantibiotik
-          Penicillium chrysogenum  → penghasil zat antibiotik
-          Penicillium glaucum, hidup pada sisa oti dan nasi
-          Neurospora (Monilia sitophila), untuk pembuatan oncom
-          Trichoderma, penghasil enzim selulosa dalam jumlah yang cukup besar dan berfungsi untuk mencerna selulosa.  

Sabtu, 19 November 2011

JAMUR BASIDIOMYCOTINA



                 Jamur ini banyak diburu para pengelola restoran, selain rasanya lezat, jamur ini juga bermanfaat bagi kesehatan seperti mengobati penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, anemia, bahkan kangker dan HIV. Menu jamur telah banyak menjadi menu standar restoran-restoran kelas atas serta juga telah merambah industry makanan dan banyak ditemukan di supermarket, seperti kecap, garam, saus dan teh berbahan dasar jamur golongan ini. 
                 Basidiomycotina adalah kelompok jamur yang sangat tinggi tingkat perkembangannya dibandingkan kelompok-kelompok jamur lain. Bagian yang khas yang menjadi cirri khas dari golongan jamur ini adalah pada organ penghasil spora berbentuk gada yang khas yang disebut basidium.

Ciri-ciri Basidiomycotina
·         Sifat hidupnya heterotof, ada yang saprofit misalnya Auricularia polyricha dan parasit misalnya Exobassidium vexans.
·         Ukurannya mikroskopis dan makroskopis dan bersel multiseluler.
·         Hifanya bersekat, hifa vegetatifnya mempunyai sati inti yang haploid.
·         Memiliki buah yang disebut basidiokarp (tempat terbentuknya basidium).
·         Umumnya badan buahnya berbentuk payung yang terdiri atas batang dan tudung.
·         Miseliumnya memasuki ujung atau seluruh substrat.
·         Reproduksi aseksual dengan membentuk spora vegetatif yaitu konida.
·         Reproduksi seksual dengan membentuk spora generatif yaitu basidiospora
·         Miseliumnya ada 3 jenis yaitu miselium primer, sekunder, dan tersier.
-          Miselium primer, memiliki satu inti yang haploid dari basidiospora.
-          Miselium sekunder, memiliki dua inti yang merupakan hasil konjugasi dua miselium primer.
-          Miselium tersier, adalah miselium yang terdiri atas miselium sekunder yang terhimpun.

Reproduksi dan Daur Hidup Basidiomycotina
Perkembangbiakan pada Basidiomycotina terjadi secara seksual dan aseksual.
·         Secara aseksual, berlangsung dengan pembentukan spora vegetatif, yaitu konida.
·         Secara seksual, diawali dengan pertumbuhan basidiospora menjadi benang hifa bersekat yang haploid (n). Kemudian tumbuh menjadi miselium yang mengandung gamet (+) dan (-). Miselium yang berlainan gamet akan saling mendekat, dinding sel kemudian akan larut dan membentuk dikarion (satu sel dengan dua inti). Sel tersebut akan tumbuh menjadi hifa dan miselium dikarion. Miselium dikarion akan membentuk tubuh buah, ujung hifa akan dikarion di dalam tubuh buah akan berkembangmenjadi basidium dan kemudian akan menyatukan dua inti haploid (n) menjadi inti diploid (2n) dan akhirnya membentuk 4 tonjolan pada ujung basidium yang disebut sterigma. Inti diploid (2n) membelah membentuk 4 inti yang haploid (n). Kemudian berpindah tempat ke ujung-ujung sterigma membentuk basidiospora (+) dan (-). Basidiospora terlepas dari basidium dan tumbuh menjadi hifa yang haploid.



Aneka Jamur Basidiomycotina dan Peranannya
Basidiomycotina ada yang menguntungkan (saprofit) dan ada yang merugikan (parasit) bagi kehidupan.
Jenis-jenis Basidiomycotina yang menguntungkan
1.      Volvariella volvacea (jamur merang)
Jamur ini merupakan sumber protein, berbentuk payung yang terdiri atas pileus (tudung) dan lamellae (bilah-bilah). Memiliki kadar kalori yng tinggi dengan kadar kolesterol yang rendah.
2.      Auricularia polytricha (jamur kuping)
Jamur ini bersifat saprofit pada kau yang sudah mati, enak dimakan, berwarna kecokelatan dan berbentuk menyerupai daun telinga.
3.      Amenita muscaria
Hidup pada kotoran-kotoran ternak dan menghasilkan rcun lalat
4.      Amenita caesaria
Berwarna kuning oranye cemerlang dan enak dimakan
5.      Agaricus campestris
Merupakan jamur yang enak dimakan
6.      Pleurotus (jamur kayu / jamur tiram)
Enak dimakan, hidup pada medium / substrat yang mengandung banyak lignin dan selulosa, misalnya serbuk gergaji.
7.      Ganoderma lucidum
Dapat dimanfaatkan sebagai obat berbagai penyakit
8.      Lentinus edodes
Jamur ini enak dimakan dan berkhasiat sebagai salah satu obat bagi penderita kangker
            Sedangkan jenis jamur Basidiomycotina yang bersifat parasit contohnya seperti jamur karat (Puccinia graminis) yang parasit pada daun rumput, gandum dan lain-lain di daerah yang memiliki iklim gugur. Merugikan pada perkebunan gandum.